Pemilu
2019 sebagai puncak pesta demokrasi 5 tahunan akan dilaksanakan pada
tanggal 17 April 2019 yang akan memilih para anggota dewan legislatif DPR RI,
DPD RI dan DPRD serta akan memilih presiden dan wakil presiden. Sistem
politik yang dianut Indonesia adalah demokrasi yang memberikan kekuasaan di
tangan rakyat. Oleh karena itu, setiap warga menggunakan kekuasaannya dengan
cara menggunakan hak pilih yang dimiliki. Kita
harus memilih. Dengan menggunakan hak suara dalam ujung jari kita, maka
kita
bisa menunjukkan kekuasaan yang kita miliki.
Kita sebagai
masyarakat memilih pemimpin yang kita yakini
dapat membawa kebaikan bagi bangsa, pemimpin yang beriman dan mengakui keesaan Allah. Selain itu kita memilih pemimpin yang berintegritas, jujur dan amanah. Kita perlu mengenal dengan baik para
calon pemimpin baik eksekutif maupun legislatif sebelum memilih nanti.
Kita bisa melihat kualitas calon wakil kita
dengan melihat keseharian dia dalam mengurus rumah tangganya. Kita lihat dalam
kesehariannya apakah dia mampu
menjadi pemimpin dalam arti yang sebenarnya bagi istri dan anak-anaknya.
Memimpin mereka artinya mengatur urusan mereka, memberikan nafkah untuk
kebutuhan hidup mereka, mendidik dan membimbing mereka dalam kebaikan, dengan
memerintahkan mereka menunaikan kewajiban-kewajiban dalam agama dan melarang
mereka dari hal-hal yang diharamkan dalam Islam, serta meluruskan penyimpangan
yang ada pada diri mereka. Kita tidak perlu melihat gelar dan status sosial
yang dia sandang. Selama dia bisa memimpin keluarganya dengan baik, maka dia
layak kita pilih menjadi wakil kita. Keluarga yang baik adalah keluarga yang
didalamnya ditegakkan adab-adab Islam, baik individu maupun seluruh anggota.
Mereka berkumpul dan mencintai karena Allah, saling menasehati kejalan
yang ma’ruf dan mencegah dari kemungkaran. Setiap anggota betah tinggal
di dalamnya karena kesejukan iman dan kekayaan ruhani. Rumah tangga yang
menjadi panutan dan dambaan ummat yang di dalamnya selalu ditemukan
suasana sakinah, mawaddah dan rahmah. Ciri-ciri
keluarga yang baik adalah keluarga yang didirikan atas dasar ibadah,
terjadi internalisasi nilai Islam secara kaffah (sempurna),
terdapat qudwah (keteladanan) yaitu keteladanan suami sebagai
pemimpin yang dapat dicontoh oleh anak, adanya pembagian tugas yang sesuai
dengan syari’at, tercukupnya kebutuhan materi secara wajar, menghindari hal-hal
yang tidak Islami, dan berperan dalam pembinaan masyarakat. Yang perlu kita
ingat bahwa apa yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawaban didepan
Allah. Semoga kita nanti tidak salah pilih dan dengan pilihan yang benar akan
membawa Indonesia menjadi bangsa yang Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur (negeri yang subur dan makmur,
adil dan aman).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar