Senin, 23 Maret 2020

TERNYATA SOCIAL DISTANCING & TEMAN-TEMANNYA PENUH PAHALA (5 menitan)


Kebanyakan kita tentu tidak asing lagi dengan berbagai pesan berikut:

1. Hindari daerah yang terjangkiti.

2. Hindari kontak langsung dengan pasien COVID19.

3. Hindari kontak langsung dengan binatang sementara.

4. Gunakan masker jika mengalami batuk atau pilek.

5. Menerapkan etika batuk dan bersin: tutup mulut menggunakan lengan atas bagian dalam atau tisu saat batuk atau bersin dan segera buang tisu yang kotor ke tempat sampah.

6. Lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih mengalir. Tingkatkan frekuensi cuci tangan. Cuci tangan sedikitnya selama 30 detik. Terapkan kebersihan diri (mencuci tangan dengan sabun dan air) terutama setelah menggunakan toilet, melakukan pekerjaan pembersihan serta sebelum dan sesudah makan.

7. Untuk menjaga frekuensi cuci tangan, gunakan hand sanitizer ketika air dan sabun tidak ada di sekitar Anda.

8. Gunakan sarung tangan saat melakukan pekerjaan pembersihan dan saat menangani limbah.

9. Jangan menyentuh area wajah ketika di luar.

10. Lakukan pembersihan menggunakan disinfektan terhadap peralatan setelah digunakan.

11 Individu menerapkan social distancing sementara waktu.

Berbagai himbauan dan edukasi di atas^ rasanya tidak asing lagi dan sudah menjadi menu sehari-hari di group WhatsApp kita dan sosmed kita yang lain.

Tapi tahukah kita bahwa sebagai seorang muslim, jika kita melakukan itu semua dalam rangka menjalankan perintah ALLAH, dan mengikuti sunnah Nabi maka kita mendapatkan pahala.

Kok Bisa?
Ya, karena ALLAH berfirman:

وَلَا تُلْقُواْ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى ٱلتَّهْلُكَةِ ۛ

‏❬195❭ janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan.
‏(Al Baqarah 2:195)

Ayat ini melarang kita untuk mendekati kebinasaan (di antaranya adalah wabah) maka barangsiapa yang menjauhinya dengan niat menjalankan syariat ALLAH maka mendapatkan pahala.

Dan Nabi bersabda:
Menjauhlah dari dari penderita kusta, sebagaimana engkau menjauh dari singa.”
(HR. Bukhari)

Ini mempertegas bahwa melakukan tindakan preventif dan pencegahan dari suatu wabah virus;

• baik dengan cara melakukan sesuatu seperti:
- cuci tangan;
- memakai hand sanitizer dll;

• maupun menjauhi wabah seperti;
- menghindari perkumpulan orang;
- menerapkan social distancing;
- serta self isolation;

Adalah perintah ALLAH dan RasulNya.

Disinilah indahnya Islam sekaligus kesempatan emas mendulang pahala sebesar-besarnya ditengah kondisi saat ini.

Lalu Bagaimana Caranya?
Dengan niat! Ya dengan niat, niatkan menjalankan perintah ALLAH dan tuntunan Nabi.

Nabi ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung niatnya, dan setiap orang akan diganjar sesuai dengan niatnya” HR Bukhari Muslim.

Maka barangsiapa melakukan hal-hal diatas dengan niat menjalankan perintah ALLAH dan tuntunan NabiNya niscaya ia akan mendapatkan pahala.

Cuci Tangan, Berpahala.
Pakai masker sesuai arahan, berpahala.
Pakai hand sanitizer, berpahala.
Bahan berada di rumah atau menerapkan social distancing kita akan mendapatkan pahala setiap detik dan menitnya.

Adapun jika kita lakukan semua hal di atas tanpa niat menjalankan perintah ALLAH maka kemungkinan besar kita kehilangan kesempatan meraih pahala besar setiap detik dan menitnya saat kita menerapkan social distancing.

Jika demikian, mari tanamkan niat dan selamat mengumpulkan pahala...

✏ Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri

📩
Facebook, Instagram, YouTube, Telegram, SoundCloud:
@muhammadnuzuldzikri
www.muhammadnuzuldzikri.com

Sumber:
Features, Evaluation and Treatment Coronavirus (COVID-19)
oleh Marco Cascella; Michael Rajnik; Arturo Cuomo; Scott C. Dulebohn; Raffaela Di Napoli. Maret 8, 2020.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554776/
diakses 17 Maret 2020, pukul 18.50 WIB.

Dikembangkan dari nasehat Syaikh Sa’ad Asy Syatsri -hafizhahullah- (salah satu pakar Fiqh dan Ushul Fiqh dunia saat ini)
Tanggapan Syaikh Sa’ad Asy Syatsri -hafizhahullah-, "Corona Virus" dari Sudut Pandang Hukum Islam
https://youtu.be/V3J59rhcSB8
diakses 20 Maret 2020, pukul 07:20WIB

Senin, 16 Maret 2020

DOA MEMINTA PERLINDUNGAN DARI BALA YANG BERAT


اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ جَهْدِ الْبَلَاءِ وَدَرَكِ الشَّقَاءِ وَسُوءِ الْقَضَاءِ وَشَمَاتَةِ الْأَعْدَاءِ

Ya Allâh, kami berlindung kepada-Mu dari beratnya musibah yang tak mampu ditanggung, dari datangnya sebab-sebab kebinasaan, dari buruknya akibat apa yang telah ditakdirkan, dan gembiranya musuh atas penderitaan yang menimpa.  [Muttafaq ‘alaih]

[HR. Al-Bukhâri, kitab ad-Da’âwât bab at-Ta’awwudz min jahdil balâ’ 6/75, Dar Thauqin Najât dan Muslim, kitab adz-dzikr wa ad-du’â wa at-taubah wa al-istighfâr bab at-ta’awwudz min sû’il qadhâ’, no 2707 hlm. 1452 Darul Mughni KSA cet. 1 th. 1419 H/1998].

Fawa’id : 

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta perlindungan kepada Allâh Azza wa Jalla dari empat hal tersebut di atas Ketika seorang hamba meminta perlindungan kepada Allâh Azza wa Jalla dan berdoa kepada-Nya berarti ia menampakkan betapa ia fakir, membutuhkan Allâh Azza wa Jalla dan hamba tersebut merendahkan diri kepada Rabbnya Berlindung dari ketentuan takdir yang berdampak buruk, tidak bertentangan dengan sikap ridha terhadap ketentuan takdir Allâh Azza wa Jalla . Karena meminta perlindungan dari ketentuan takdir yang buruk juga merupakan ketentuan takdir Allâhk . Allâh Azza wa Jalla bisa saja mentakdirkan suatu bala’ kepada seseorang, namun Allâh Azza wa Jalla juga mentakdirkan bahwa bila ia berdoa, Allâh akan hilang bala’ tersebut.Perlunya berlindung dari bala yang begitu berat. Karena di samping berat untuk ditanggung, kadang juga menyebab kelalaian terhadap sebagian perintah agama. Terkadang hatinya merasa tertekan menanggung cobaan ini, sehingga ia tidak bisa bersabar. Ini menyebabkan dosa.Kita juga diperintahkan agar berlindung dari datangnya sebab-sebab kebinasaan. Yaitu kepayahan yang begitu menghimpit dan mara bahaya yang berat; baik yang menimpa badan, keluarga atau harta. Kadang juga sebab-sebab kesengsaraan dalam urusan ukhrawi yaitu adanya siksa dan tanggungan di akhirat disebabkan dosa yang diperbuat. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung dari hal tersebut karena itu adalah bala dan cobaan yang paling klimaks. Dan orang yang diuji dengan itu, seringkali ia tidak sabar, sehingga ia mendapatkan kesusahan di dunia dan siksa di akhirat.Ini termasuk doa yang lengkap. Karena hal yang dibenci manusia bisa dilihat dari sisi asal mulanya, yakni buruknya akibat dari apa yang ditakdirkan. Atau bisa dilihat dari sisi akhirat, yaitu tertimpa kebinasaan. Karena kesengsaraan akhirat sejatinya adalah kebinasaan hakiki. Atau dari sisi penghidupan. Hal ini bisa dari sisi orang lain, yaitu bergembiranya musuh atas musibah yang menimpa kita. Atau dari sisi dirinya sendiri, yaitu beratnya musibah yang melanda.

[Tuhfah adz-Dzâkirîn, asy-Syaukani Muassasah al-Kutub  ats-Tsaqafiyyah 1408/1988 hal 381;  Mir’âtul Mafâtîh Syaikh Ubaidullah Al-Mubarakfuri 8/214].

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 08/Tahun XIX/1437H/2016M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]

sumber: https://almanhaj.or.id/6925-doa-meminta-perlindungan-dari-bala-yang-berat.html

Agar Kita Terhindar dari Wabah Virus Corona


📍 Pertama : Membaca Zikir ini 3 kali di pagi hari dan petang hari

بِسْمِ اللَّهِ الذي لا يَـضُرُّ مع اسْمِهِ شَيءٌ في الأرضِ ولا في السَّماءِ وهُوَ السَّميعُ العَليمُ

Artinya : “Dengan nama Allah yang tidak akan berbahaya dengan nama-Nya segala sesuatu di langit dan bumi, Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Barangsiapa yang membaca zikir ini sebanyak 3 kali di pagi hari, maka tidak akan ada marabahaya yang akan memudaratkannya hingga sore hari. Dan barangsiapa yang membaca zikir ini sebanyak 3 kali di sore hari, maka tidak akan ada marabahaya yang akan memudaratkannya hingga pagi hari.

📍 Kedua : Memperbanyak Do’a Dzun Nuun (Nabi Yunus)

لاإله إلا أنت سُبحانكَ إنِّي كُنتُ من الظالمين

Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman dalam Surat Al Anbiya ayat 87-88 :

وَذَا النُّونِ إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ (87) فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَكَذَلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ} [الأنبياء:88]

Artinya : Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, ”Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.” Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman.

Dianjurkan untuk memperbanyak do’a ini ketika tertimpa musibah dengan bertaubat kepada Allah, niscaya Allah akan mengijabah do’anya. Sebagaimana kisah Nabi Yunus yang ditelan ikan paus, lalu berkata : لاإله إلا أنت سُبحانكَ إنِّي كُنتُ من الظالمين

“Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.”

لَم يَـدْعُ بها رجلٌ في شيءٍ قطُّ إلا استجابَ اللهُ له». أخرجه الإمام أحمد والترمذي

“Sesungguhnya tidaklah seorang muslim berdoa dengannya dalam suatu masalah melainkan Allah kabulkan baginya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

📍 Ketiga : Berlindung kepada Allah dari beratnya bala’ musibah

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ جَهْدِ الـبَـلاءِ، ودَرَكِ الشَّقَاءِ، وَسُوءِ القَضَاءِ، وشَماتَـةِ الأعداءِ .رواهما البخاري

Artinya : “Berlindunglah kamu kepada Allah dari bala’ (musibah) yang berat, dari sebab-sebab kebinasaan, dari takdir-takdir yang buruk dan rasa bahagianya musuh.” (HR. Bukhari)

📍 Keempat : Membaca Do’a Keluar Rumah

بِسْمِ اللَّهِ، تَـوكَّلْتُ على اللَّهِ، لا حوْلَ ولا قُوَّةَ إِلا بِاللَّهِ

Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

«إِذا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَـيْـتِـهِ فقالَ: «بِسْمِ اللَّهِ، تَـوكَّلْتُ على اللَّهِ، لا حوْلَ ولا قُوَّةَ إِلا بِاللَّهِ» -قـال:- يُـقـالُ حِـيـنَــئِـذٍ: هُدِيتَ، وَكُـفِيتَ، وَوُقِيتَ، فتَـتَـنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِـينُ، فَـيقُولُ لَهُ شيـطانٌ آخَـرُ: كيفَ لك بِرَجُلٍ قَـدْ هُـدِيَ وكُـفِـيَ ووُقِـيَ؟». [رواه أبو داود].

Artinya: “Apabila seseorang keluar dari rumahnya, lalu dia berkata : “Bismillahi tawakkaltu ‘alallah, laa hawla wa laa quwwata illa billah”, maka Allah berkata : “Engkau akan diberi petunjuk, dicukupkan dan dijaga.” Maka setan pun akan menyingkir darinya. Setan yang lain berkata : “Bagaimana mungkin engkau bisa mengganggu seseorang yang telah mendapatkan petunjuk, kecukupan dan penjagaan?” (HR. Abu Dawud)

📍 Kelima : Membaca Zikir Pagi dan Petang

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidaklah pernah meninggalkan do’a ini di pagi hari dan petang hari :

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ العافِيَـةَ فـي الدُّنيا والآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ العَفْوَ والعافِيَـةَ فـي دِيني ودُنْـيايَ وأَهْلِي ومالِي، اللَّهُمَّ اسْتُـرْ عَوْراتِي، وآمِنْ رَوْعاتِي، اللَّهُمَّ احْفَظْنِـي مِنْ بَـيْنِ يَدَيَّ، ومِنْ خَلْفِي، وعَنْ يَمِيـنِـي، وعَنْ شِمالِي، ومِنْ فَوْقِي، وأَعُوذُ بِعَظَمَـتِكَ أَنْ أُغْتالَ مِنْ تَحْتِـي». [رواه أحمد وغيره].

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadamu keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadamu keselamatan dalama agama, dunia,keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari muka, belakang, kanan, kiri dan atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak terjatuh. (HR. Ahmad)

📍 Keenam : Memperbanyak Do’a

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

إِنَّ الدُّعاءَ يَـنْـفَعُ مِمَّا نَـزَلَ ومِمَّا لمْ يَنْزِلْ، فَـعَـلَـيكُم عِبادَ اللهِ بالدُّعاءِ». [رواه الترمذي وغيره]

“Sesungguhnya do’a bermanfaat terhadap apa yang sudah ditetapkan dan apa yang belum ditetapkan (takdir). Maka hendaklah kalian berdo’a wahai para hamba Allah.” (HR. Tirmidzi)

📍 Ketujuh : Tidak Mendatangi Tempat Munculnya Wabah

عن عبد الله بن عامر رضي الله عنهما: «أنَّ عُمَرَ رضي الله عنه خَرجَ إلى الشامِ، فلمَّا كان بِسَرْغَ بَـلَغَهُ أنَّ الوباءَ قد وَقَعَ بالشامِ، فأخبـرَهُ عبدُ الرحمن ابن عَوف: أنَّ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم قال: «إِذا سَمِعْـتُم به بأَرْضٍ فلا تَـقْدَمُوا عليه، وإذا وَقَعَ بأَرضٍ وأنتُم بها، فلا تَخْرُجوا فِـرارًا منه».

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, “Bahwasanya Umar Radhiyallahu ‘anhu berangkat menuju Syam. Dan diperjalanan disampaikan kepadanya bahwa telah terjadi wabah di Syam. Maka diberitahu oleh Abdurrahman bin ‘Auf bahwasanya Rasullullah bersabda : Jika kalian mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah datang ke daerah tersebut. Jika kalian ada di dalam wilayah tersebut, maka janganlah kalian keluar dari wilayah tersebut.”

📍 Kedelapan : Senantiasa Berbuat Baik

عَنْ أَنسِ رضي الله عنه قالَ: قال رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: «صنائعُ المعرُوفِ تقي مَصارِعَ السُّوءِ، والآفاتِ، والهَلَكَاتِ، وأَهْلُ المعرُوفِ في الدُّنيا هُمْ أَهلُ المعرُوفِ في الآخِرَةِ». [رواه الحاكم].

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Perbuatan baik itu melindungi diri dari perbuatan-perbuatan buruk, bencana dan musibah. Orang-orang yang berbuat baik di dunia, mereka adalah ahli-ahli kebaikan di akhirat.” (HR. Al-Hakim)

📍 Kesembilan : Shalat Malam

عن بِلالٍ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قال: «عليكُمْ بِقيامِ اللَّـيْـلِ؛ فإِنَّـهُ دَأبُ الصَّالِحينَ قَبلكُم، وإِنَّ قِيامَ اللَّيلِ قُربَـةٌ إلى اللهِ، ومَنْهاةٌ عنِ الإِثْمِ، وتكفِيرٌ للسَّيِّـئاتِ، ومَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عنِ الجَسَدِ». [رواه الترمذي وغيره].

Dari Bilal radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah bersabda : “Hendaklah kalian mendirikan shalat malam, sesungguhnya ia adalah kebiasaan orang-orang Shalih sebelum kamu. Dan sesungguhnya shalat malam akan mendekatkanmu kepada Allah, memeliharamu dari dosa, menghapus keburukan dan menjauhkan penyakit dari badan.” (HR. Tirmidzi)

📍 Kesepuluh : Menutup Wadah Makanan dan Tempat Minuman di Malam Hari

عن جابرِ بنِ عبدِ اللَّهِ رضي الله عنهما قال: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَـقُولُ: «غَطُّوا الإِناءَ، وأَوكُـوا السِّقاءَ، فإِنَّ في السَّنَـةِ لَـيْـلَـةً يَـنْزِلُ فيها وبـاءٌ؛ لا يَـمُـرُّ بـإِناءٍ ليسَ عليـهِ غِطاءٌ، أو سِقـاءٍ ليس عليه وِكاءٌ إِلا نَـزَلَ فيه مِنْ ذلك الوَباءِ». [رواه مسلم].

Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu berkata, saya mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam bersabda : ” “Tutuplah bejana-bejana, rapatkanlah tempat-tempat minum, karena di waktu orang-orang mulai tidur ketika itu turunlah wabah. Tidaklah ia melewati bejana yang tidak ditutup dan tempat minum yang tidak dirapatkan, kecuali akan masuk padanya wabah“. (HR. Muslim)



☕ Silahkan disebarkan, mudah2an anda mendapatkan bagian dari pahalanya ☕
Barakallah fikum. 


✒ Diterjemahkan oleh Ustadz Abu Ghozie As-Sundawi.

6 NASIHAT ULAMA MENGHADAPI VIRUS CORONA

Pertama:

الواجب على كلٍّ مسلمٍ أن يكون في أحواله كلها معْتصمًا بربِّه جلّ وعلا متوكِّلاً عليه معتقدًا أنّ الأمور كلّها بيده

Wajib bagi setiap muslim dalam semua kondisinya untuk selalu memohon perlindungan kepada Rabb-nya, Allah yang Maha Agung lagi Maha Tinggi, bertawakkal kepada-Nya dan meyakini bahwa segala sesuatu adalah takdir Allah jalla wa 'ala.

Allah ta’ala berfirman,

مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلاَّ بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ

"Tidak ada satu musibah yang menimpa, kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya." [At-Taghabun: 11]

Allah ta'ala juga berfirman,

قُلْ مَن ذَا الَّذِي يَعْصِمُكُم مِّنَ اللَّهِ إِنْ أَرَادَ بِكُمْ سُوءًا أَوْ أَرَادَ بِكُمْ رَحْمَةً

"Katakanlah: Siapakah yang dapat melindungi kamu dari Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu?” [Al-Ahzab: 17]


Kedua:

إنّ الواجب على كلِّ مسلم أن يحفظ اللهَ -جلّ وعلا- بحفْظِ طاعته امتثالاً للأوامر واجتنابًا للنواهي، قال صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ في وصيّته لابن عباس رَضِيَ اللهُ عَنْهُما : «احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ»

Sesungguhnya wajib bagi setiap muslim untuk menjaga [agama] Allah jalla wa 'ala dengan cara taat kepada-Nya, yaitu menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam bersabda,

احْفَظِ اللَّهَ يَحْفَظْكَ، احْفَظِ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ

"Jagalah [agama] Allah, maka Allah akan menjagamu, jagalah [agama] Allah, maka kamu akan mendapati Allah selalu menolongmu." [HR. At-Tirmidzi dari Ibnu Abbas radhiyallahu'anhuma]


Ketiga:

إنّ شريعة الإسلام جاءت ببذْل الأسباب والدّعوة إلى التّداوي ، وأنّ التَّداوي والاستشفاء لا يتنافى مع التّوكّل على الله سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى

Sesungguhnya syari'at Islam mengajarkan untuk mengambil sebab-sebab [pencegahan sebelum sakit] dan berobat [ketika sakit], dan itu tidaklah menafikan tawakkal kepada Allah subhanahu wa ta'ala [selama hati kita bergantung hanya kepada-Nya].

Di sini beliau juga menjelaskan anjuran makan 7 butir kurma 'ajwa di pagi hari dan termasuk sebaik-baiknya pencegahan penyakit adalah banyak berdoa kepada Allah 'azza wa jalla, terutama menjaga dzikir pagi petang.


Keempat:

أنَّ الواجب على كلِّ مسلم أنْ لا ينساق مع إشاعات كاذبة

Bahwa wajib bagi setiap muslim untuk mewaspadai berita-berita palsu ]hoaks].


Kelima:

أنَّ المصائب التي تُصيب المسلمَ سواءً في صحّته أو في أهله وولده أو في ماله وتجارته أو نحو ذلك إن تلقَّاها بالصَّبْر والاحتساب فإنها تكون له رِفْعَة عند الله جلّ وعلا

Bahwa musibah yang menimpa seorang muslim, yang membahayakan kesehatannya, keluarganya, anaknya, hartanya, bisnisnya atau yang semisalnya hendaklah dihadapi dengan kesabaran dan mengharap pahala dari Allah 'azza wa jalla, maka itu akan menjadi peninggi derajatnya di sisi Allah jalla wa 'ala.


Keenam:

أنَّ أعظم المصائب المصيبة في الدين فهي أعظم مصائب الدنيا و الآخرة

Bahwa musibah terbesar yang harus lebih kita khawatirkan adalah musibah yang menimpa agama [yaitu kerusakan akidah, ibadah dan akhlak], karena itulah musibah terbesar di dunia dan akhirat.

Dikutip dari tg ta'awun dakwah
Pembina: Ustadz Sofyan Chalid bin Idham Ruray, Lc hafizhahullah
http://rumaysho.com